Jakarta - Ada yang menarik dari penampilan gitaris
legendaris tanah air, Jopie Item, pada Java Jazz 2012. Kata ‘menarik’
di sana bercabang lagi menjadi dua bagian, yaitu menarik secara
performa serta lagu yang ditampilkan dan juga menarik dari segi bintang
tamu yang tampil bersamanya, tepatnya penyanyi blasteran Batak dan
Australia yang tinggal di Bali, Brianna Simorangkir.
Brianna adalah orang asing bagi mayoritas penonton Java Jazz 2012 saat
itu. Pasalnya, itulah momen perdana dirinya menginjak tanah Jakarta.
Ucapan bernada meremehkan pasti sempat terlontar dari mulut penonton,
namun saat ia mengeluarkan suaranya, remeh langsung bermetamorfosis
menjadi decak kagum. Suaranya mentereng dan meliuk, seimbang dengan
tampilan fisiknya.
Bahkan di antara penonton tersebut ada satu orang yang bekerja di label
rekaman Catz Records dan langsung tertarik untuk mengontrak Brianna
sebagai salah satu daftar artisnya. Walau sempat menolak karena alasan
enggan sellout, akhirnya Brianna menerima tawaran tersebut demi membanggakan orang tua.
“Saya sign karena perasaan guilt terhadap orang tua. Sebelumnya, saya belum pernah memberikan apa-apa yang membuat mereka bangga,” ujar Brianna kepada Rolling Stone Indonesia pertengahan April lalu.
Sebagai seorang pendatang baru, Brianna memiliki kepribadian
blak-blakan. Fakta bahwa kini ia berada di bawah naungan label rekaman
besar tak membuatnya lunak, perempuan berusia 20 tahun ini justru bisa
memanfaatkan wawancara media yang ia lakukan untuk mengungkapkan apa
yang ada di hati dan kepalanya kepada khalayak ramai.
Seperti yang ia katakan soal harapannya dalam berkarier sebagai
penyanyi: “Saya tidak bisa membayangkan diri menciptakan dan menyanyikan
lagu-lagu serupa dengan apa yang sering saya dengar di radio,
setidaknya sampai saat ini. Saya harap saya bisa menampilkan sesuatu
yang orang-orang bisa mendapat ilmu dari sana.”
Tidak munafik, Brianna mengakui dirinya telah menjadi sellout dengan menjadi roster Catz Records, namun ia tetap ingin memperjuangkan segi artistik dari karya-karya di albumnya yang akan datang.
“Saya minta untuk tetap punya artistic take on things. Saya nggak mungkin mau mereka just put out crap, karena dunia ini tidak membutuhkan tambahan crappy music,” kata Brianna dengan jejak logat Australia.
Dalam mengerjakan album, Brianna akan diproduseri oleh Ayi yang juga
merupakan gitaris ecoutez! serta mendapat bantuan penulisan lirik bahasa
Indonesia dari Dankie, gitaris Navicula dan Dialog Dini Hari. Meskipun
tak menguasai, Brianna bersikeras menggunakan bahasa Indonesia untuk
mayoritas lirik lagunya dalam rangka menghormati bahasa utama tempat
tinggalnya.
Darah musik memang mengalir deras dalam diri Brianna. Sang ayah adalah
seorang musisi. Apalagi upacara adat Batak hampir selalu diramaikan
oleh kehadiran musik tradisionalnya. Namun keinginan Brianna untuk
tampil di hadapan umum dan bisa mencari pemasukan sebagai penyanyi baru
timbul saat ia mengambil kelas enam bulan di Conservatorium Music of
Sydney. Sayangnya, Brianna terganjal oleh larangan tampil di bar dan
klub malam Australia karena usianya yang masih di bawah umur.
Oleh karena itu, Brianna memutuskan untuk pulang ke Bali demi bisa
bernyanyi di muka publik. Tidak tanggung-tanggung, ia membentuk bandnya
sendiri yang dinamakan Freedom Jazz. Dengan menyuguhkan lagu-lagu jazz
dan blues, mereka menjadi langganan tampil di sejumlah bar dan klub
malam Bali. “Real gig pertama saya ya bersama Freedom Jazz,” kata Brianna.
Kompromi dari jazz dan blues ke pop, yang kini Brianna usung, dipicu
oleh sang ibunda yang memaksanya ikut audisi The Voice cabang Australia.
Brianna lolos sampai babak ketiga—terakhir sebelum audisi yang
ditayangkan di televisi—dengan membawakan lagu jazz klasik, di antaranya
milik Thelonious Monk, namun kemudian tersisih karena tidak mau
memenuhi permintaan juri untuk memperbarui pilihan lagunya.
“We had an argument, tapi dari sana saya sadar kalau saya selfish. Saya bilang ke diri saya sendiri, ‘You
have to share your stuff with people, you have to develop, you have to
put yourself through things that you wouldn’t normally to get to
somewhere’,” kenang Brianna.
Mantra internal itu terbukti manjur. Selain dikontrak oleh Catz
Records, Brianna juga sempat berkolaborasi dengan Dialog Dini Hari,
Suicidal Sinatra dan Superman is Dead, menjadi penyanyi tamu pada lagu
anyar, “Sunset di Tanah Anarki”.
Superman is Dead memiliki karier yang didamba oleh Brianna. Ia menerangkan, “I hope that one day I can make honest music and gain honest crowd like they have.”
Rolling Stone Indonesia bagian Rock n Roll
No comments:
Post a Comment