Wednesday, June 19, 2013

Brianna Simorangkir ; Lady Rose

Jakarta - Ada yang menarik dari penampilan gitaris legendaris tanah air, Jopie Item, pada Java Jazz 2012. Kata ‘menarik’ di sana bercabang lagi menjadi dua bagian, yaitu menarik secara performa serta lagu yang ditampilkan dan juga menarik dari segi bintang tamu yang tampil bersamanya, tepatnya penyanyi blasteran Batak dan Australia yang tinggal di Bali, Brianna Simorangkir.

Brianna adalah orang asing bagi mayoritas penonton Java Jazz 2012 saat itu. Pasalnya, itulah momen perdana dirinya menginjak tanah Jakarta. Ucapan bernada meremehkan pasti sempat terlontar dari mulut penonton, namun saat ia mengeluarkan suaranya, remeh langsung bermetamorfosis menjadi decak kagum. Suaranya mentereng dan meliuk, seimbang dengan tampilan fisiknya.

Bahkan di antara penonton tersebut ada satu orang yang bekerja di label rekaman Catz Records dan langsung tertarik untuk mengontrak Brianna sebagai salah satu daftar artisnya. Walau sempat menolak karena alasan enggan sellout, akhirnya Brianna menerima tawaran tersebut demi membanggakan orang tua.

“Saya sign karena perasaan guilt terhadap orang tua. Sebelumnya, saya belum pernah memberikan apa-apa yang membuat mereka bangga,” ujar Brianna kepada Rolling Stone Indonesia pertengahan April lalu.

Sebagai seorang pendatang baru, Brianna memiliki kepribadian blak-blakan. Fakta bahwa kini ia berada di bawah naungan label rekaman besar tak membuatnya lunak, perempuan berusia 20 tahun ini justru bisa memanfaatkan wawancara media yang ia lakukan untuk mengungkapkan apa yang ada di hati dan kepalanya kepada khalayak ramai.

Seperti yang ia katakan soal harapannya dalam berkarier sebagai penyanyi: “Saya tidak bisa membayangkan diri menciptakan dan menyanyikan lagu-lagu serupa dengan apa yang sering saya dengar di radio, setidaknya sampai saat ini. Saya harap saya bisa menampilkan sesuatu yang orang-orang bisa mendapat ilmu dari sana.”

Tidak munafik, Brianna mengakui dirinya telah menjadi sellout dengan menjadi roster Catz Records, namun ia tetap ingin memperjuangkan segi artistik dari karya-karya di albumnya yang akan datang.

“Saya minta untuk tetap punya artistic take on things. Saya nggak mungkin mau mereka just put out crap, karena dunia ini tidak membutuhkan tambahan crappy music,” kata Brianna dengan jejak logat Australia.

Dalam mengerjakan album, Brianna akan diproduseri oleh Ayi yang juga merupakan gitaris ecoutez! serta mendapat bantuan penulisan lirik bahasa Indonesia dari Dankie, gitaris Navicula dan Dialog Dini Hari. Meskipun tak menguasai, Brianna bersikeras menggunakan bahasa Indonesia untuk mayoritas lirik lagunya dalam rangka menghormati bahasa utama tempat tinggalnya.

Darah musik memang mengalir deras dalam diri Brianna. Sang ayah adalah seorang musisi. Apalagi upacara adat Batak hampir selalu diramaikan oleh kehadiran musik tradisionalnya. Namun keinginan Brianna untuk tampil di hadapan umum dan bisa mencari pemasukan sebagai penyanyi baru timbul saat ia mengambil kelas enam bulan di Conservatorium Music of Sydney. Sayangnya, Brianna terganjal oleh larangan tampil di bar dan klub malam Australia karena usianya yang masih di bawah umur.

Oleh karena itu, Brianna memutuskan untuk pulang ke Bali demi bisa bernyanyi di muka publik. Tidak tanggung-tanggung, ia membentuk bandnya sendiri yang dinamakan Freedom Jazz. Dengan menyuguhkan lagu-lagu jazz dan blues, mereka menjadi langganan tampil di sejumlah bar dan klub malam Bali. “Real gig pertama saya ya bersama Freedom Jazz,” kata Brianna.

Kompromi dari jazz dan blues ke pop, yang kini Brianna usung, dipicu oleh sang ibunda yang memaksanya ikut audisi The Voice cabang Australia. Brianna lolos sampai babak ketiga—terakhir sebelum audisi yang ditayangkan di televisi—dengan membawakan lagu jazz klasik, di antaranya milik Thelonious Monk, namun kemudian tersisih karena tidak mau memenuhi permintaan juri untuk memperbarui pilihan lagunya.

We had an argument, tapi dari sana saya sadar kalau saya selfish. Saya bilang ke diri saya sendiri, ‘You have to share your stuff with people, you have to develop, you have to put yourself through things that you wouldn’t normally to get to somewhere’,” kenang Brianna.

Mantra internal itu terbukti manjur. Selain dikontrak oleh Catz Records, Brianna juga sempat berkolaborasi dengan Dialog Dini Hari, Suicidal Sinatra dan Superman is Dead, menjadi penyanyi tamu pada lagu anyar, “Sunset di Tanah Anarki”.

Superman is Dead memiliki karier yang didamba oleh Brianna. Ia menerangkan, “I hope that one day I can make honest music and gain honest crowd like they have.

Rolling Stone Indonesia bagian Rock n Roll

No comments:

Post a Comment